1. Stereotype Peran dalam Pernikahan
Sebagian besar pasangan millennials biasanya sudah sangat terbuka dan peka terhadap isu-isu kesetaraan gender. Tidak heran jika banyak pasangan yang sangat fleksibel dengan peran-peran rumah tangga. Bahkan, kebanyakan dari pasangan millennials cenderung tidak memiliki standar baku tentang tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu.
Sayangnya, kebanyakan orangtua merasa bahwa peran-peran konvensional seperti wanita mengurus rumah dan laki-laki bekerja adalah hal yang harus diterapkan dalam rumah tangga. Jangan heran jika kebanyakan orangtua akan berekspekstasi para istri akan lebih memberikan prioritasnya dalam mengurus rumah. Tidak jarang ini menjadi konflik di beberapa keluarga muda yang tinggal bersama orangtua.
2. Standar dalam Melakukan Pekerjaan Rumah
Tinggal bersama orangtua juga akan membuatmu harus mengikuti aturan dan tata cara melakukan sesuatu berdasarkan standar orangtua. Segala pekerjaan yang Mommy lakukan, seperti menyapu, mengepel, menyetrika, mencuci piring, atau bahkan merapikan tempat tidur, akan mendapatkan komentar dari orangtua apa bila tidak dilakukan sesuai standarnya. Tentu hal ini akan sangat menjengkelkan dan mengganggu.
3. Persoalan Finansial
Dalam masalah keuangan, tidak jarang ada sebagian orangtua yang cenderung lebih banyak menuntut pada anak. Dogma mengenai anak yang harus memberikan uang pada orangtua setelah menikah tidak jarang menjadi beban bagi sebagian pasangan muda yang masih merintis. Hal ini memang tidak terjadi pada semua pasangan. Namun, tidak sedikit orangtua yang mulai sensitif dengan tanggungan tambahan mereka dengan adanya dua kepala keluarga atau lebih dalam satu rumah.
4. Perbedaan Pola Asuh Anak
Terakhir, saat Mommy sudah memiliki anak, orangtua yang tinggal satu atap denganmu akan lebih mengatur. Ia mungkin akan merasa memiliki hak untuk memberikan kontribusi dalam mengasuh anak. Yang menyebalkan adalah saat pola asuh yang Mommy ingin terapkan berbeda dengan standar yang dimiliki orangtua. Itulah sebabnya sebagian pasangan mengalami konflik dengan orangtua karena alasan perbedaan pola asuh anak.
Meskipun tidak semua orangtua memiliki karakter yang sama, tidak ada salahnya untuk mengantisipasi konflik-konflik yang mungkin terjadi seperti di atas. Pastikan untuk selalu menjaga komunikasi yang lancar dengan pasangan agar bisa kompak dengan pasangan dalam menghadapi permasalahan dengan orangtua atau mertua.