Kasus ini mengingatkan kita untuk waspada terhadap benda apapun termasuk pakaian yang kita pakai keluar rumah. Mengingat kebiasaan beberapa orang yang terbiasa menyimpan baju atau celana untuk dipakai kembali keesokan harinya. Padahal, benda-benda yang dibawa keluar rumah termasuk pakaian yang dipakai bisa saja ditempeli oleh virus Corona tanpa kita sadari.
Karenanya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar menjaga kesehatan dengan mencuci pakaian yang sudah dipakai keluar rumah. Virus Corona dapat menempel dan bertahan selama berjam-jam pada permukaan yang terbuat dari kain.
Untuk mencegah penyebaran virus Corona, berikut 4 cara mencuci pakaian yang benar dilansir dari Health Detik:
1. Cuci dengan Air Panas
Spesialis Kesehatan, Carol Winner menyarankan untuk mencuci pakaian dengan air panas agar dapat membunuh virus yang menempel di pakaian. Sebaiknya pakaian kotor direndam terlebih dahulu dengan air panas. Agar tak merusak pakaian, gunakan air panas dengan suhu yang tak terlalu tinggi.
2. Cuci dengan Deterjen yang Mengandung Pemutih
Perhatikan deterjen yang akan digunakan untuk mencuci pakaian. Agar terhindari dari virus Corona, sebaiknya cuci pakaian dengan deterjen yang mengandung pemutih agar dapat membunuh virus.
“Saya sarankan cuci pakaian dengan deterjen yang mengandung senyawa pemutih. Virus tidak akan bekerja dengan baik di lingkungan yang keras ini,” ucap Rodney E Rohde, ketua dan profesor program ilmu laboratorium klinik di Texas State University.
3. Cuci dengan Mesin Cuci
Mencuci pakaian dengan mesin cuci dinilai lebih efektif membunuh kuman dan virus. Tapi mencuci dengan tangan juga diperbolehkan, asalkan menggunakan suhu air di atas 26,6 derajat celcius.
4. Pisahkan Pakaian orang yang Sedang Sakit
Dr Janette Nesheiwat, praktisi kesehatan, menyebutkan bahwa untuk mencegah penyebaran penyakit sebaiknya pisahkan pakaian orang yang sedang sakit dan yang sehat.
“Yang terbaik adalah selalu mencuci pakaian orang sakit secara terpisah. Pakaian bisa membawa staph, Ecoli, flu, dan lain-lain," kata Nesheiwat.