Tidak Ada Prediksi Selama Kehamilan
Kedua orang tua Gilang Andika mengaku cukup terkejut mengetahui kondisi sang buah hati yang memiliki dua wajah. Pasalnya, selama masa kehamilan, tidak ada sedikit pun tanda atau keluhan yang dirasakan sang ibu. Hasil observasi dan pemeriksaan USG juga selalu dikatakan normal dan baik-baik saja oleh dokter dan petugas kesehatan. Memang, kepala janin saat itu berukuran besar, tetapi tidak ada gambaran adanya kondisi mengkhawatirkan seperti ini.
Gilang Andika Dilahirkan Secara Sesar
Kondisi yang ternyata mengkhawatirkan membuat si kecil Gilang Andika tidak bisa menjalani prosesl persalinan vaginal. Orang tua pun diarahkan untuk menjalani proses persalinan sesar. Saat itu pun mereka belum memprediksi adanya kondisi yang tidak baik pada Gilang Andika. Bahkan, sang ibu baru mengetahui kondisi anaknya setelah 10 hari.
Bayi Kembar Siam
Sebenarnya, Gilang Andika memiliki kembaran selama dalam proses perkembangan embrio. Sayangnya, embrio bayi yang lain tidak dapat terpisah secara sempurna. Itulah yang menyebabkan Gilang Andika lahir dalam kondisi kembar siam dengan satu tubuh. Pasalnya tidak hanya 2 wajah, Gilang Andika juga memiliki 2 otak. Kembar siam seperti kasus Gilang Andika ini disebut sebagai craniopagus dengan kondisi satu tubuh. Kelahiran ini sangat langka karena hanya terjadi satu dari 2,5 juta kelahiran.
Kondisi Kesehatan Gilang Andika
Tidak hanya kondisi kembar siam yang memprihatinkan, bayi Gilang Andika lahir dengan kondisi kesehatan lain yang juga mengkhawatirkan. Ia memiliki merupakan bayi dengan hidrosefalus yang menyebabkan adanya tekanan pada otak. Situasi ini dapat mengakibatkan terhambatnya kemampuannya dalam belajar, munculnya epilepsi, dan masalah dalam sistem penglihatan, daya ingat, bicara, koordinasi gerak fisik, serta konsentrasi.
Upaya Operasi yang Sulit
Pasalnya, kondisi seperti ini dapat diupayakan dengan melakukan operasi pengangkatan satu wajah dan otak. Dilanjutkan dengan memperbaiki struktur tengkorak. Akan tetapi, berdasarkan konfirmasi terakhir, dokter mengaku operasi ini sangat sulit untuk dilakukan karena keterbatasan alat dan tenaga. Operasi ini juga terlalu berisiko untuk keselamatan Gilang Andika.